Banner Bawah

Di Setiap Desa di Bali Perlu Ada Pemimpin untuk Memerangi Narkoba

Atmadja - atnews

2019-12-02
Bagikan :
Dokumentasi dari - Di Setiap Desa di Bali Perlu Ada Pemimpin untuk Memerangi Narkoba
Slider 1

Denpasar, 2/12 (Atnews) - Jokowi telah menyatakan perang melawan narkoba. Karena Indonesia sudah berada dalam situasi gawat narkoba. Hal itu tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi di kawasan Asean. Di Indonesia 40 orang mati setiap hari karena narkoba. Oleh karenanya, pada setiap desa/desa adat, khususnya di Bali, perlu ada seorang pemimpin yang dapat diteladani, untuk bisa memerangi narkoba tsb. Hal itu dinyatakan oleh Ketua DPD BERSAMA (Badan Kerja Sama Pembinaan Warga Tama) Prov. Bali, Dr. Gde Wardana. Pernyataan itu disampaikan Gde Wardana di Jakarta hari Jumat (29/11) yl, dalam sidang IFNGO Asean ke-24. IFNGO adalah Federasi Internasional NGO se Asean, yang bergerak dalam bidang pemberantasan narkoba.  Saat ini narkoba sudah mulai menyerang anak-anak hingga orang tua. Penawaran narkoba telah dilakukan melalui berbagai bentuk, diantaranya melalui permen, dll.
​Gde Wardana, yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati dan Pj. Bupati Buleleng mengatakan bahwa serangan narkoba saat ini jangan dianggap remeh. Dalam konteks bela Negara, dikatakan bahwa suasana serangan narkoba saat ini dianggap sudah mulai membahayakan Negara kita. Kalau narkoba sudah mulai masuk ke komunitas anak-anak, dan sudah mulai marak, maka masa depan bangsa akan berbahaya. Untuk itu ia menghimbau agar pimpinan masyarakat (formal dan non formal) harus mulai turun tangan agar penggunaan narkoba berkurang drastis. Sementara itu, biarkan BNN bergerak dengan kuat, agar supple narkoba juga bisa berkurang.
​Bahkan setelah menyaksikan penghuni rehabilitasi korban narkoba BNN di Balai Besar BNN di Lido, Jabar, Wardana sangat prihatin menyaksikan keadaan tsb. Banyak anak-anak yang sudah menjadi korban. Di Balai Besar Rehabilitasi, tercatat sudah ada anak-anak usia 14 tahun yang terlibat narkoba. Ia yakin bahwa di Bali sebagai daerah wisata, peredaran narkoba sudah sangat masif. Indonesia tidak saja sebagai daerah transit narkoba, tetapi sudah menjadi daerah tujuan narkoba. Untuk itu ia berharap agar kegiatan yang melibatkan aktivitas anak-anak muda di Bali terus dikembangkan. Khususnya kegiatan dalam bidang keterampilan, sosial, dan budaya. Ibu dan keluarga, juga sangat penting berperan dan memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak-anak tidak mudah terkena paparan narkoba. (Prof Windia)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Pengetasan Kemiskinan Berbasis Pembangunan Desa di Sumsel

Terpopuler

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

Komisi Informasi Bali: Proyek Gunakan Anggaran Negara Wajib Dipublikasikan

Komisi Informasi Bali: Proyek Gunakan Anggaran Negara Wajib Dipublikasikan

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Nelayan Belum Kembali Dari Laut, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian

Nelayan Belum Kembali Dari Laut, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian