Banner Bawah

Dirjen Hindu: Wujudkan Nasionalisme Berlandaskan Ajaran Agama

Artaya - atnews

2019-05-29
Bagikan :
Dokumentasi dari - Dirjen Hindu: Wujudkan Nasionalisme Berlandaskan Ajaran Agama
Slider 1

Tabanan, 29/5 (Atnews) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Drs. I Ketut Widnya, M.A., M.Fil, Ph.D mengimbau kalangan generasi muda Hindu nusantara mewujudkan nasionalisme berlandaskan ajaran agama Hindu yakni dharma agama dan dharma negara.
"Hindu memiliki konsep itu (dharma agama dan dharma negara). Seluruh generasi muda pewaris pembangunan dimasa depan harus memahaminya," kata Widnya pada kegiatan kemah religi mahasiswa Hindu seluruh Indonesia yang dilaksanakan Ditjen Bimas Hindu di Kabupaten Tabanan, Bali, Rabu. 
Ia mengatakan, dharma agama dan dharma negara menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Di satu sisi, umat Hindu harus taat dan patuh terhadap ajaran agamanya. Disisi lain, umat Hindu memiliki kewajiban penuh untuk berbhakti dan mengabdi kepada bangsa dan negara.
Dengan memahami kedua hal tersebut, kata dia, dalam Hindu tidak dikenal adanya unsur radikalisme yang ingin merongrong kedaulatan negara. Radikalisme inilah yang saat ini sedang ditangani bersama oleh bangsa Indonesia. 
Mantan Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram itu menambahkan bahwa agama Hindu pada dasarnya dilandasi dengan pemahaman pengetahuan sains dan keindahan. 
Agama dipahami dengan rasa. Rasa takjub kepada Tuhan. Kemudian diwujudkan dengan konsep semua adalah saudara atau dikenal dengan "Vasudeva Kutumbakam". 
"Rasa takjub kepada Tuhan bahwa betapa besarnya Tuhan. Mengapa di kalangan  umat Hindu tidak ada radikalisme? Jawabannya karena pemahaman agama melibatkan filsafat, seni dan pengetahuan. 
"Ujungnya adalah keyakinan bahwa semua bersaudara. Harus saling mengasihi dan mencintai sesama mahluk ciptaan Tuhan," kata dia.
Widnya juga mengajak kalangan generasi muda Hindu menghindari sifat individualistik dan ego. Hanya mengutamakan kepentingan sendiri dan melupakan kepentingan bersama.
"Kemah religi ini salah satu cara bagaimana membangun semangat kekeluargaan dibingkai dengan kegiatan keagamaan.  Sekarang karena zaman modern. Kita menjadi individualistik. Anak muda harus paham bahwa sikap itu tidak baik. Harus ada sikap kebersamaan, kekeluargaan, saling menghargai antarsesama untuk mewujudkan bangsa yang lebih baik," demikian paparnya. (ART/*/ika)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Koster: Wujudkan Bali Bebas Sampah Plastik

Terpopuler

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

Komisi Informasi Bali: Proyek Gunakan Anggaran Negara Wajib Dipublikasikan

Komisi Informasi Bali: Proyek Gunakan Anggaran Negara Wajib Dipublikasikan

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Nelayan Belum Kembali Dari Laut, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian

Nelayan Belum Kembali Dari Laut, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian