Banner Bawah

Pengusaha Hotel Pesan Layangan untuk Wisatawan

Atmadja - atnews

2019-05-16
Bagikan :
Dokumentasi dari - 
Pengusaha Hotel Pesan Layangan untuk Wisatawan
Slider 1

Badung, 16/5 (Atnews). Kendati musim  puncaknya di bulan Juli nanti, layangan yang kini termasuk salah satu komuditi teranyar di Bali semakin diminati oleh wisatawan dalam maupun luar negeri. Terbukti permintaan dari penguusaha hotel rata-rata mencapai 10 sampai 20 biji per hari. 
I Nengah Kurcana perajin aneka jenis layangan dari Banjar Babakan Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Rabu (16/5) mengatakan, selain konsumen lokal, produksi layangannya saat ini banyak diminati wisatawan mancanegara. Khusus untuk turis, umumnya dipesan dari pihak hotel dimana mereka menginap. Saat ini, ia menerima pesanan layangan dari wisatawan rata-rata 20 biji/hari . Adapun jenis layangan yang dipesannya  yaitu janggan. 
"Meski belum musimnya, namun permintaan layangan dari konsumen sudah ramai. Untuk konsumen lokal umumnya layangan bahan baku dari plastik yang banyak laku terjual," terang Kurcana sambil menambahkan, pihaknya selama ini membuat aneka jenis layangan, baik tradisional maupun kreasi. Dicontohkannya ada layangan tradisional bebean dan janggan. Sedangkan yang kreasi seperti hantu (celepuk), burung, capung, kupu-kupu dan lainnya. 
Lebih jauh Kurcana yang pensiunan guru menjelaskan, pekerjaan membuat layangan sudah dilakukannya sejak masih kecil (remaja). Hanya saja dahulu layngan tidak banyak untuk diperjualbelikan. Kalau sekarang sejak sebelum pensiun sekitar 4 tahun lalu kegiatan membuat layangan semakin inten dilakoninya. 
"Timbang-timbang menambah uang dapur,"" ungkap Kurcana lagi sambil berucap, stok layangan yang dimiliki sebanyak 50 biji dari berbagai jenis. Belum kerangkanya yang juga cukup banyak. Menjawab pertanyaan mengenai harga jual dipatok mulai dari termurah Rp 15.000 sampai termahal Rp 300.000 per biji. Adapun harga yang termahal adalah terbuat dari kain.
Kurcana mengaku saat ini, tidak memiliki modal yang cukup supaya usahanya tetap bisa  berkembang. Terutama untuk membeli bahan baku seperti kain dan plastik. Di Canggu sendiri permintaan layangan dari wisatawan cukup banyak, terutamanya hotel yang omzetnya  pernah mencapai Rp 1, 5 juta sshari.
"Selain untuk dimainkan (dinaikkan), layangan juga untuk pajangan (dekorasi) di hotel," demikian Kurcana mengakhiri penjelasannya (Mur/ika).
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Turis Tiongkok Berkurang ke Bali pada Imlek 2019

Terpopuler

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

Komisi Informasi Bali: Proyek Gunakan Anggaran Negara Wajib Dipublikasikan

Komisi Informasi Bali: Proyek Gunakan Anggaran Negara Wajib Dipublikasikan

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Nelayan Belum Kembali Dari Laut, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian

Nelayan Belum Kembali Dari Laut, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian